PORTRAIT #2 "pengungsi merapi"

Menunggu Kehidupan Yang Baru,

Pak Yatno, satu dari banyak kepala keluarga asal dusun Kali Adem yang sudah menempati shelter Gondang 1 sejak dua bulan yang lalu, menempati hunian sementara untuk menunggu proses relokalisasi dari pemerintah karena Dusun Kali Adem tidak mungkin untuk dihuni kembali setelah awan panas Merapi menyapu bersih seluruh dusun ini.

PORTRAIT #1 "pengungsi merapi"

Tinggal Kenangan,

Di sinilah dulu keluarga Suryadi membangun suatu kehidupan, namun kini semuanya hanyalah tinggal puing – puing kenangan dan cerita setelah dasyatnya Awan Panas Merapi menerjang dusun Pangokrejo beberapa waktu lalu. Kondisi ini memaksa keluarga Suryadi dan seluruh dusun Pangokrejo meninggalkan tanah ini.

Di Balik Kehidupan Segara Anakan

Hamparan luas berupa perpaduan antara air dengan hutan mangrove di kawasan Cilacap itu oleh masyarakat sekitar disebut dengan Segara Anakan. Membujur luas dari Nusakambangan - Cilacap hingga desa Ujung Parit di daerah Cilacap. Segara Anakan merupakan sebuah ekosistem yang membentuk sebuah paduan alam yang menarik, baik secara pola kehidupan, ekosistem atau bahkan bentangan alamnya. Segara Anakan merupakan Laguna yang unik di pantai selatan Pulau Jawa dengan ekosistem rawa bakau (mangrove) yang memiliki komposisi dan stuktur hutan terlengkap di Pulau Jawa. Berbagai komponen sumber daya hayati berupa flora, habitat berbagai jenis fauna, betang alam daratan dan bentang alam perairan yang beinteraksi satu dengan yang lainnya membentuk suatu kesatuan ekosistem alami. Segara Anakan bagi masyarakat sekitar berfungsi sebagai sumber mata pencaharian mereka. Salah satu yang paling dibutuhkan adalah jasa transportasi terutama dari sekitar kota CIlacap - Nusakambangan - Ujung Parit.

Pelebon Ceremony of Anak Agung Niang Rai

On Thursday, the 18th of August 2011, held the Pelebon ceremony of Anak Agung Niang Rai of Puri Agung ubud. She is the wife of Tjokorda Gde Agung Sukawati, penglingsir or head of royal family of Puri Agung Ubud since 1931 until 1978 and known as "The king of Ubud"