Jumat, 12 Maret 2010

Merindukan Bromo

Photobucket

Dingin menusuk kulit dengan kisaran suhu antara 6o sampai dengan 10o membuat tubuh ini menggigil walaupun sudah berlapiskan jaket tebal di tubuh ini. Hamparan putih kabut yang menyambut pagi dingin kala itu membuat tubuh ini semakin mengigil, namun itu bukanlah sebuah penderitaan melainkan itulah sensasi yang kami rasakan. Menanti sunrise di pananjakan Bromo sejak subuh hingga mentari mulai menunjukkan jati dirinya adalah tujuan datang ke sini. Sungguh terpesona akan alam Indonesia, hamparan biru dan deretan gunung (batok, bromo, semeru) berdiri gagah di lembah lautan pasir Bromo.


Photobucket

Kemegahan ini semakin bertambah takkala melihat Semeru memuntahkan warna putih yang keluar dari ujungnya. Petani, pengunjung ataupun penduduk sekitar yang sesekali mengepalkan tangannya dan mengeluarkan asap dari mulut mereka menambah suasana menjadi lebih hidup dengan suasana kesejukan alam Bromo yang begitu dingin.

Photobucket

Tak terdengar suara bising perkotaan yang ada hanyalah suara alam dan raungan hard top yang selalu melintasi kawasan ini. Sajian makanan yang murah dan nikmat adalah santapan kala itu, mulut meringis ketika guyuran air melewati kepala kita ataupun tubuh kita.

Photobucket

Tapi.... itulah Bromo... selalu membuat jiwa raga ini ingin selalu kembali ke sana...

Tidak ada komentar: